Selasa, 22 Oktober 2013

Budidaya Ikan Botia

Ikan botia ( chromobotia macracanthus ) yang berparas sangat cantik ini tempat penyebarannya di sungai-sungai sumatera serta kalimantan. kecantikannya bikin ikan hias ini cukup laku, balk di pasar lokal ataupun ekspor.

Budidaya ikan botia pada umumnya, ikan botia diperjualbelikan dalam ukuran pada 1-3 inchi atau 2, 5 —7, 5 cm. botia berukuran besar, yaitu diatas 5 inchi dilarang untuk diperjualbelikan. tujuannya membuat perlindungan botia dari kepunahan dikarenakan penangkapan ikan dengan besar-besaran.

Penentuan induk
Sampai sekarang ini, induk botia tetap didatangkan dari alam atau mesti dibeli di area penangkapan. induk lantas dipelihara dalam area pemeliharaan yang tertutup atau wadah pemeliharaan¬nya dilengkapi tutup supaya cahaya sedikit masuk. adaptasi untuk masak gonad ikan ini agak lama lebih kurang 8-10 bln.. induk yang masak gonad ditan¬dai dengan gendutnya induk betina. cara kanulasi atau kateterisasi merupakan cara yang sangat efisien untuk memastikan kematangan gonad. Jika ukuran telur telah meraih panjang 1,1 - 1,2 mm maka ikan bisa dipijahkan. untuk induk jantan bisa dilihat dengan pengurutan serta apabila telah dapatkeluar sperma yakni cairan putih susu bermakna dia masak.


Pemijahan induk
Perbanyakan botia dikerjakan melewati pemijahan buatan, yaitu lewat cara menyuntikkan hormon pada induk-induk terpilih. untuk induk betina kandungan dipakai 1,0 ml/kg berat badan induk dengan 2 x suntik. pertama 0,4 ml serta ke-2 0,6 ml dengan interval waktu 6 jam. untuk induk jantan 0,6 ml/kg cukup berbarengan dengan suntikan pertama induk betina. sesudah penyuntikan, dilanjutkan dengan pengeluaran sperma serta telur induk lewat cara stripping.

Stripping pada induk jantan dikerjakan apabila induk telah terlihat gelisah serta berenang ibas-ngibaskan ekor. bagian stripping pada induk jantan yaitu seperti berikut.

Sesudah induk jantan ditangkap, lap tubuhnya sampai kering supaya sper¬ma yang di ambil tidak tercampur air, lantas bias menggunakan phenoxy ethanol 0,3 ml.

Sedot sperma menggunakan spuit diisi garam lantas tampung ke dalam wadah berbentuk mangkok kecil. Encerkan sperma dengan menam¬bahkan larutan garam fisiologis ( per¬bandingan 1 : 3 sampai 1: 4 ). Simpan dalam suhu dingin layaknya kulkas atau ice box. sperma ini bisa tahan sampai 4 – 6 jam,

Sesaat stripping induk betina bisa dikerjakan lewat cara seperti berikut :
Layaknya halnya pada induk jantan, sebelum saat stripping clilakukan induk betina mesti dalam situasi kering untuk setelah itu dikerjakan pembiusan.

Sesudah dibius, kerjakan pengurutan sampai telur keluar. tampung telur pada wadah berbentuk mangkok atau piring yang permukaannya halus. Apabila saat diurut tetap merasa berat, tunggulah sesaat sampai merasa mudah kembali.Kerjakan pengurutan sedikit demi sedikit sampai telur habis.

Sesudah sistem stripping induk jantan serta betina dikerjakan, campur sperma serta telur sembari dialiri air bersih, lantas goyang-goyangkan sampai merata. sesudah sate menit, bersihkan dengan air bersih berapa kali.

Penetasan telur botia sangat bagus di tempat yang berupa corong dengan aran air yang halus. air untuk menetaskan telur baiknya air yang telah “tua” telur dapat menetas di tempat penetasan lebih kurang 19 jam apabila suhu maksimal yakni pada 26-27° c.

Pemeliharaan pascapemijahan
Larva yang menetas dapat tambah baik dipelihara dalam corong sampai 4 hari yakni sampai makan artemia. baru setelah itu larva bisa dipinclahkan ke area pemeliharaan larva layaknya akuarium atau bak.

Ikan botia daya tetasnya tetap ren¬dah baru lebih kurang 40%. perihal ini dikarenakan induk botia biasanya sulit beradaptasi. tetapi demikianlah, apabila dirawatdengan balk, peluang hidup larva dapat meraih 80-90%.

Sumber :
http://aquariumhias.blogspot.com/2013/05/budidaya-ikan-botia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar